Senin, 03 Juni 2013

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang
Keluargaadalah unit terkecildarimasyarakat yang terdiriataskepalakeluargadanbeberapa orang berkumpuldantinggal di satutempat di bawahsatuatapdalamkeadaansalingketergantungan.Perawat adalahseseorang yang telahmenyelesaikanpendidikan formal, diakuiberijazah, diberi  tugaswewenangolehbadanresmidanbekerjasesuaidenganperandanfungsinya. .adapunrumusantahapankualitaskeluargatersebutadalahsebagaiberikut :
1.    Keluarga PRASEJAHTERA
Yaitukeluarga yang belummampumemenuhikebutuhandasarnyasecara minimal, sepertikebutuhan spiritual, sandang, pangan, papan, kesehatandan KB.

2.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP I
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhikebutuhandasarnyasecara minimal tetapibelumdapatmemenuhikeseluruhankebutuhansosial-psikologisnya.Sepertikebutuhanakanpendidikan, interaksidalamkeluarga, interaksidenganlingkungantempattinggaldantransportasi.

3.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP II
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhikebutuhanfisikdansosialpsikologisnyaakantetapibelumdapatmemenuhikebutuhanpengembangansepertikebutuhanakaninformasi.

4.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP III
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhiseluruhkebutuhanfisik, sosialpsikologisdanpengembangannya, namunbelumdapatmemberikansumbangansecarateraturkepadamasyaraktsekitarnya.

5.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP III PLUS
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhiseluruhkebutuhannyasertamemilikikepedulian yang tinggidalammeningkatkankesejahteraankeluargasekitarnya.

A.    Rumusanmasalah
ü  Pengertianperandanfungsi
ü  Perandanfungsiperawatkeluarga
B.     Tujuanpenulisan
Mahasiswamampumengetahuidanmemahamipengertiandariperan,sertamampumengaplikasikanperandanfungsidariperawatitusendiri.















BAB II
 PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PERAN DAN FUNGSI
Peranadalahpolatingkahlaku yang diharapkandariseseorang yang mendudukisuatujabatanataupelaksanasatupekerjaan yang pantasdilakukan orang tersebut.
Biasanyaperanitumelekatpada:
1.      Orang yang memangkujabatandalammasyarakatseperti, Ayah, guru, imam dan lain-lain.
2.      Orang yang memilikiststus informal dalamhubunganantarindividu, sepertipemimpin informal, kawan, dan lain-lain
3.      Orang yang memiliki status kesehatan yang terkaitdengannilaitertentudalammasyarakat, sepertitetangga yang baik.
Perantersebutmenyangkuttugas, kewajiban, danhaksuatujabatan.Masyarakatmengharapkantindakan, nilai, sikap, perasaan, dansifat yang petutdimilikiolehsiapasaja yang memangkusuatujabatan. Orang itutidakmunculdengansendirinya, tetapimelaluisuatucaraantara lain diperolehmelalui:
a.       Kelahiran, misalnyalaki-lakidanperempuanmempunyaiperan yang berbeda
b.      Keturunan/ diturunkan, misalnya raja, pangerandan lain-lain.
c.       Perbutan/ karenapekerjaannyamisalnya doter, perawat, pengacara, dan lain-lain.
d.      Pengangkatan / kepercayaan, misalnyaperawatkeluarga( orang yang dipercayakeluargadalamhaklkesehatan), presiden ( orang yang dipercayamasyarakat).
e.       Pemberiansuatuperan, misalyauntukbintang film, pemainsandiwara.

Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.





B.     PERAN PERAWAT KELUARGA
Perawatkeluargajugaikutberperanaktifdalamperawatankeluarga, seperti yang terteradibawahiniantaralain :
1.      Pendidik
Perawatperlumemberikanpendidikankesehatankepadakeluargaagar :
a.       Keluargadapatmelakukan program asuhankeperawatankeluargasecaramandiri.
b.      Bertanggungjawabterhadapmasalahkesehatankeluarga
2.      Kordinator
Diperlukanpadaperawatanberkelanjutan agar pelayanan yang komprehensifdapattercapai.Kordinasijugadapatdiperlukanuntukmengatur program kegiatanatauterapi
3.      Penemukasus
Mengidentifikasimasalahkesehatansecaradini, sehinggatidakterjadiledakanatauwadah.
4.      Pelaksana
a. Perawat yang bekerjadengankliendankeluargabaik di rumah, klinikmaupun di rumahsakitbertanggungjawabdalammemberikanperawatanlangsung
b. Kontakpertamaperawatkpdkeluargamelaluianggotakeluarga yang sakit
c. Perawatmendemonstrasikankpdkeluargaaskepygdiberikandgnharapankeluarganantidptmelakukanasuhanlgskpdanggotakeluarga yang sakit.
5.      pengawaskesehatan
Perawatmelakukan home visiteataukunjunganrumah yang teraturuntukmengidentifikasiataumelakukanpengkajiantentangkesehatan
6.      konsultasi
a. Perawatsbgnarasumberbgkeluarga di dalammengatasimasalahkesehatan.
b. Binahub.salingpercaya&keterbukaan agar keluargamaumemintanasehatpadaperawat

7.      kolaborasi
Perawatkomunitasharusbekerjasamadenganpelayananrumahsakitatauanggotatimkesehatanyg lain untukmencapaitahapkesehatankeluarga yang optimal.
8.      Fasilitator
a. Membantuklgdlmmenghadapikendalauntukmeningkatkanderajatkesehatannya
b. Perawatkomunitashrsmengetahuisistempelayanankesehatan (sist.rujukan, danasehat, dll) agar dapatmelaksanakanperanfasilitator
9.      Modifikasilingkungan
Perawatkomunitashrsdapatmemodifikasilingkungan, baiklingkunganrumahmaupunlingkunganmasyarakat agar dapatterciptalingkungan yang sehat
10.  Role Model
Perilakuygditampilkanperawatdapatdijadikanpanutan.  Panutaninidigunakanpdsemuatingkatpencegahanterutama PHBS. Menampilkanprofesionalismedalambekerja.

C.    FUNGSI PERAWAT KELUARGA
Adapunbeberapafungsidariperawatkeluargayaitu :
1.   Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2.   Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3.   Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.



















BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Keluargaadalah unit terkecildarimasyarakat yang terdiriataskepalakeluargadanbeberapa orang berkumpuldantinggal di satutempat di bawahsatuatapdalamkeadaansalingketergantungan.adapunbeberapafungsinyayaitupendidik, coordinator, penemukasus, pelaksana, pengawaskesehatan, konsultasi, fasilitator, modifikasilingkungan, roolmodel.sedangkanfungsinyayaitudependen, independen, interdependen.
b.      Saran
Makalahinimasihjauhdarikesempurnaanolehnyaitusaran  dankritikansangatdiharapkan demi perbaikanmakalahiniselanjutnya.Mudah-mudahandenganadanyamakalahinidapatmemberikanmanfaat yang sebesar-sebesarnyabagiparapembacakhususnyamahasiswadalamruanganinidansemogabapakdapatmemakluminyaKarena kami masihdalam proses belajar.

Minggu, 24 Maret 2013

KONSEP MEDIS TINNITUS


I.                   KONSEP MEDIS
A.    Pengertian
Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya.Gejalanya bisa timbul terus menrus atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan Pendengaran ”Tinnitus”.FK Universitas Islam Indonesia)
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging).
B.  Etiologi
Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya anatara lain :
a)      Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa berdenging akan hilang
b)      Infeksi telinga tengah dan telinga dalam
c)      Gangguan darah
d)     Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf pendengaran
e)      Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah siput meningkat, menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan tinnitus
f)       Keracunan obat
g)      Penggunaan obat golongan aspirin ,dsb.
C.  Patofisiologi
Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a)      Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh
b)      Tinnitus frekuensi tinggi (high tone) seperti berdenging
Tinnitus biasanya di hubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika di sertai dengan inflamasi, bunyi dengung akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll.
Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi (4000Hz). Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara berenergi tinggi merambat melalui cairan telinga, merangsang dan membunuh sel-sel rambut pendengaran maka telinga tidak dapat berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun jika suara keras tersebut hanya merusak sel-sel rambut tadi maka akan terjadi tinnitus, yaitu dengungan keras pada telinga yang di alami oleh penerita.(penatalaksanaan penyakit dan kelainan THT edisi 2 thn 2000 hal 100). Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga, gendang telinga, tulang-tulang pendengaran, dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan suara yang melebihi ambang batas, telinga dapat berdenging, suara berdenging itu akibat rambut getar yang ada di dalam rumah siput tidak bisa berhenti bergetar. Kemudian getaran itu di terima saraf pendengaran dan diteruskan ke otak yang merespon dengan timbulnya denging.
Kepekaan setiap orang terhadap bising berbeda-beda, tetapi hampir setiap orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu yag cukup lama. Setiap bising yang berkekuatan 85dB bisa menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu di Indonesia telah di tetapkan nilai ambang batas yangn di perbolehkan dalam bidang industri yaitu sebesar 89dB untuk jangka waktu maksimal 8 jam. Tetapi memang implementasinya belum merata. Makin tinggi paparan bising, makin berkurang paparan waktu yang aman bagi telinga.
D.    Manifestasi klinis
Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah marah, pusing, mual dan mudah lelah. Kemudian pada kasus tinnitus sendiri terdapat gejala berupa telinga berdenging yang dapat terus menerus terjadi atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut dapat terjadi sebagai tinnitus bernada rendah atau tinggi. Sumber bunyi di ataranya berasal dari denyut nadi, otot-otot dala rongga tellinga yang berkontraksi, dan juga akibat gangguan saraf pendengaran.
E.     Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah audiogram atau pendeteksi adanya gejala ketulian. Lebih jauh dapat dilakukan CT Scan atau MRI. Beberapa kasus dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid
F.      Penatalaksanaan
Pengobatan tinitus merupakan masalah yang kompleks dan merupakan fenomena psikoakustik murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu diketahui penyebab tinitus agar dapat diobati sesuai dengan penyebabnya. Misalnya serumen impaksi cukup hanya dengan ekstraksi serumen. Tetapi masalah yang sering di hadapi pemeriksa adalah penyebab tinitus yang terkadang sukar diketahui. Ada banyak pengobatan tinitus objektif tetapi tidak ada pengobatan yang efektif untuk tinnitus subjektif. Pada umumnya pengobatan gejala tinitus dapat dibagi dalam 4 cara yaitu :
1.      Elektrofisiologik yaitu dengan membuat stimulus elektroakustik dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinitus masker.
2.      Psikologik, dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidak membahayakan dan dengan mengajarkan relaksasi setiap hari.
3.      Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer, antidepresan, sedatif, neurotonik, vitamin, dan mineral.
4.      Tindakan bedah dilakukan pada tinitus yang telah terbukti disebabkan oleh akustik neuroma.Pada keadaan yang berat, dimana tinitus sangat keras terdengar dapat dilakukan.Cochlear nerve section.Menurut literatur,dikatakan bahwa tindakan ini dapat menghilangkan keluhan pada pasien.

G.    Komplikasi
Tinnitus secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dimana dampak dari tinnitus untuk setiap orang berbeda-beda tetapi berkaitan erat dengan hal-hal dibawah ini :
a)      Fatique (Kelelahan Kronis).
b)      Stress (stres).
c)      Sleep problems (insomnia/susah tidur).
d)     Trouble concentrating (susah berkonsentrasi).
e)      Memory problems (menurunnya daya ingat).
f)       Depression (depresi).
g)      Anxiety and irritability (Kekuatiran yang berlebihan).



ASUHAN KEPERAWATAN
TINNITUS
I.          PENGKAJIAN
a) Aktivitas
-Gangguan keseimbangan tubuh
- Mudah lelah
b) Sirkulasi
- Hipotensi , hipertensi, pucat (menandakan adanya stres)
c) Nutrisi
- Mual
d) Sistem pendengaran
- Adanya suara abnormal(dengung)
e) Pola istirahat
- Gangguan tidur/ Kesulitan tidur
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a) Cemas b/d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran (tinnitus)
Tujuan/kriteria hasil:
- Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien terhadap penyakit meningkat
Intervensi:
- Kaji tingkat kecemasan / rasa takut
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang gangguan yang di alaminya
- Berikan penyuluhan tentang tinnitus
- Yakinkan klien bahwa penyakitnya dapat di sembuhkan
- Anjurkan klien untuk rileks, dan menghindari stress
b) Gangguan istirahat dan tidur b/d gangguan pendengaran
Tujuan /kriteria hasil:
Gangguan tidur dapat teratasi atau teradaptasi
Intervensi:
- Kaji tingkat kesulitan tidur
- Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur
- Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
c) Resiko kerusakan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi
Tujuan/kriteria hasil:
Resiko kerusakan interaksi sosial dapat di minimalkan
Intervensi:
- Kaji kesulitan mendengar
- Kaji seberapa parah gangguan pendengaran yang di alami klien
- Jika mungkin bantu klien memahami komunikasi nonverbal
- Anjurkan klien menggunakan alat bantu dengar setiap di perlukan jika tersedia


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2012/2013