Senin, 03 Juni 2013

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KOMUNITAS)


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang
Keluargaadalah unit terkecildarimasyarakat yang terdiriataskepalakeluargadanbeberapa orang berkumpuldantinggal di satutempat di bawahsatuatapdalamkeadaansalingketergantungan.Perawat adalahseseorang yang telahmenyelesaikanpendidikan formal, diakuiberijazah, diberi  tugaswewenangolehbadanresmidanbekerjasesuaidenganperandanfungsinya. .adapunrumusantahapankualitaskeluargatersebutadalahsebagaiberikut :
1.    Keluarga PRASEJAHTERA
Yaitukeluarga yang belummampumemenuhikebutuhandasarnyasecara minimal, sepertikebutuhan spiritual, sandang, pangan, papan, kesehatandan KB.

2.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP I
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhikebutuhandasarnyasecara minimal tetapibelumdapatmemenuhikeseluruhankebutuhansosial-psikologisnya.Sepertikebutuhanakanpendidikan, interaksidalamkeluarga, interaksidenganlingkungantempattinggaldantransportasi.

3.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP II
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhikebutuhanfisikdansosialpsikologisnyaakantetapibelumdapatmemenuhikebutuhanpengembangansepertikebutuhanakaninformasi.

4.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP III
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhiseluruhkebutuhanfisik, sosialpsikologisdanpengembangannya, namunbelumdapatmemberikansumbangansecarateraturkepadamasyaraktsekitarnya.

5.      Keluarga SEJAHTERA TAHAP III PLUS
Yaitukeluarga yang telahdapatmemenuhiseluruhkebutuhannyasertamemilikikepedulian yang tinggidalammeningkatkankesejahteraankeluargasekitarnya.

A.    Rumusanmasalah
ü  Pengertianperandanfungsi
ü  Perandanfungsiperawatkeluarga
B.     Tujuanpenulisan
Mahasiswamampumengetahuidanmemahamipengertiandariperan,sertamampumengaplikasikanperandanfungsidariperawatitusendiri.















BAB II
 PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN PERAN DAN FUNGSI
Peranadalahpolatingkahlaku yang diharapkandariseseorang yang mendudukisuatujabatanataupelaksanasatupekerjaan yang pantasdilakukan orang tersebut.
Biasanyaperanitumelekatpada:
1.      Orang yang memangkujabatandalammasyarakatseperti, Ayah, guru, imam dan lain-lain.
2.      Orang yang memilikiststus informal dalamhubunganantarindividu, sepertipemimpin informal, kawan, dan lain-lain
3.      Orang yang memiliki status kesehatan yang terkaitdengannilaitertentudalammasyarakat, sepertitetangga yang baik.
Perantersebutmenyangkuttugas, kewajiban, danhaksuatujabatan.Masyarakatmengharapkantindakan, nilai, sikap, perasaan, dansifat yang petutdimilikiolehsiapasaja yang memangkusuatujabatan. Orang itutidakmunculdengansendirinya, tetapimelaluisuatucaraantara lain diperolehmelalui:
a.       Kelahiran, misalnyalaki-lakidanperempuanmempunyaiperan yang berbeda
b.      Keturunan/ diturunkan, misalnya raja, pangerandan lain-lain.
c.       Perbutan/ karenapekerjaannyamisalnya doter, perawat, pengacara, dan lain-lain.
d.      Pengangkatan / kepercayaan, misalnyaperawatkeluarga( orang yang dipercayakeluargadalamhaklkesehatan), presiden ( orang yang dipercayamasyarakat).
e.       Pemberiansuatuperan, misalyauntukbintang film, pemainsandiwara.

Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.





B.     PERAN PERAWAT KELUARGA
Perawatkeluargajugaikutberperanaktifdalamperawatankeluarga, seperti yang terteradibawahiniantaralain :
1.      Pendidik
Perawatperlumemberikanpendidikankesehatankepadakeluargaagar :
a.       Keluargadapatmelakukan program asuhankeperawatankeluargasecaramandiri.
b.      Bertanggungjawabterhadapmasalahkesehatankeluarga
2.      Kordinator
Diperlukanpadaperawatanberkelanjutan agar pelayanan yang komprehensifdapattercapai.Kordinasijugadapatdiperlukanuntukmengatur program kegiatanatauterapi
3.      Penemukasus
Mengidentifikasimasalahkesehatansecaradini, sehinggatidakterjadiledakanatauwadah.
4.      Pelaksana
a. Perawat yang bekerjadengankliendankeluargabaik di rumah, klinikmaupun di rumahsakitbertanggungjawabdalammemberikanperawatanlangsung
b. Kontakpertamaperawatkpdkeluargamelaluianggotakeluarga yang sakit
c. Perawatmendemonstrasikankpdkeluargaaskepygdiberikandgnharapankeluarganantidptmelakukanasuhanlgskpdanggotakeluarga yang sakit.
5.      pengawaskesehatan
Perawatmelakukan home visiteataukunjunganrumah yang teraturuntukmengidentifikasiataumelakukanpengkajiantentangkesehatan
6.      konsultasi
a. Perawatsbgnarasumberbgkeluarga di dalammengatasimasalahkesehatan.
b. Binahub.salingpercaya&keterbukaan agar keluargamaumemintanasehatpadaperawat

7.      kolaborasi
Perawatkomunitasharusbekerjasamadenganpelayananrumahsakitatauanggotatimkesehatanyg lain untukmencapaitahapkesehatankeluarga yang optimal.
8.      Fasilitator
a. Membantuklgdlmmenghadapikendalauntukmeningkatkanderajatkesehatannya
b. Perawatkomunitashrsmengetahuisistempelayanankesehatan (sist.rujukan, danasehat, dll) agar dapatmelaksanakanperanfasilitator
9.      Modifikasilingkungan
Perawatkomunitashrsdapatmemodifikasilingkungan, baiklingkunganrumahmaupunlingkunganmasyarakat agar dapatterciptalingkungan yang sehat
10.  Role Model
Perilakuygditampilkanperawatdapatdijadikanpanutan.  Panutaninidigunakanpdsemuatingkatpencegahanterutama PHBS. Menampilkanprofesionalismedalambekerja.

C.    FUNGSI PERAWAT KELUARGA
Adapunbeberapafungsidariperawatkeluargayaitu :
1.   Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2.   Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3.   Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan.



















BAB III
PENUTUP
a.       Kesimpulan
Keluargaadalah unit terkecildarimasyarakat yang terdiriataskepalakeluargadanbeberapa orang berkumpuldantinggal di satutempat di bawahsatuatapdalamkeadaansalingketergantungan.adapunbeberapafungsinyayaitupendidik, coordinator, penemukasus, pelaksana, pengawaskesehatan, konsultasi, fasilitator, modifikasilingkungan, roolmodel.sedangkanfungsinyayaitudependen, independen, interdependen.
b.      Saran
Makalahinimasihjauhdarikesempurnaanolehnyaitusaran  dankritikansangatdiharapkan demi perbaikanmakalahiniselanjutnya.Mudah-mudahandenganadanyamakalahinidapatmemberikanmanfaat yang sebesar-sebesarnyabagiparapembacakhususnyamahasiswadalamruanganinidansemogabapakdapatmemakluminyaKarena kami masihdalam proses belajar.

Minggu, 24 Maret 2013

KONSEP MEDIS TINNITUS


I.                   KONSEP MEDIS
A.    Pengertian
Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya.Gejalanya bisa timbul terus menrus atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan Pendengaran ”Tinnitus”.FK Universitas Islam Indonesia)
Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging).
B.  Etiologi
Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya anatara lain :
a)      Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa berdenging akan hilang
b)      Infeksi telinga tengah dan telinga dalam
c)      Gangguan darah
d)     Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut merangsang saraf pendengaran
e)      Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah siput meningkat, menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan tinnitus
f)       Keracunan obat
g)      Penggunaan obat golongan aspirin ,dsb.
C.  Patofisiologi
Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a)      Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh
b)      Tinnitus frekuensi tinggi (high tone) seperti berdenging
Tinnitus biasanya di hubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi dengan nada rendah. Jika di sertai dengan inflamasi, bunyi dengung akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan biasanya terjadi pada sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll.
Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi (4000Hz). Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara berenergi tinggi merambat melalui cairan telinga, merangsang dan membunuh sel-sel rambut pendengaran maka telinga tidak dapat berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun jika suara keras tersebut hanya merusak sel-sel rambut tadi maka akan terjadi tinnitus, yaitu dengungan keras pada telinga yang di alami oleh penerita.(penatalaksanaan penyakit dan kelainan THT edisi 2 thn 2000 hal 100). Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga, gendang telinga, tulang-tulang pendengaran, dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan suara yang melebihi ambang batas, telinga dapat berdenging, suara berdenging itu akibat rambut getar yang ada di dalam rumah siput tidak bisa berhenti bergetar. Kemudian getaran itu di terima saraf pendengaran dan diteruskan ke otak yang merespon dengan timbulnya denging.
Kepekaan setiap orang terhadap bising berbeda-beda, tetapi hampir setiap orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami bising dalam waktu yag cukup lama. Setiap bising yang berkekuatan 85dB bisa menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu di Indonesia telah di tetapkan nilai ambang batas yangn di perbolehkan dalam bidang industri yaitu sebesar 89dB untuk jangka waktu maksimal 8 jam. Tetapi memang implementasinya belum merata. Makin tinggi paparan bising, makin berkurang paparan waktu yang aman bagi telinga.
D.    Manifestasi klinis
Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah marah, pusing, mual dan mudah lelah. Kemudian pada kasus tinnitus sendiri terdapat gejala berupa telinga berdenging yang dapat terus menerus terjadi atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut dapat terjadi sebagai tinnitus bernada rendah atau tinggi. Sumber bunyi di ataranya berasal dari denyut nadi, otot-otot dala rongga tellinga yang berkontraksi, dan juga akibat gangguan saraf pendengaran.
E.     Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang sering dilakukan adalah audiogram atau pendeteksi adanya gejala ketulian. Lebih jauh dapat dilakukan CT Scan atau MRI. Beberapa kasus dapat dilakukan pemeriksaan fungsi tiroid
F.      Penatalaksanaan
Pengobatan tinitus merupakan masalah yang kompleks dan merupakan fenomena psikoakustik murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu diketahui penyebab tinitus agar dapat diobati sesuai dengan penyebabnya. Misalnya serumen impaksi cukup hanya dengan ekstraksi serumen. Tetapi masalah yang sering di hadapi pemeriksa adalah penyebab tinitus yang terkadang sukar diketahui. Ada banyak pengobatan tinitus objektif tetapi tidak ada pengobatan yang efektif untuk tinnitus subjektif. Pada umumnya pengobatan gejala tinitus dapat dibagi dalam 4 cara yaitu :
1.      Elektrofisiologik yaitu dengan membuat stimulus elektroakustik dengan intensitas suara yang lebih keras dari tinitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinitus masker.
2.      Psikologik, dengan memberikan konsultasi psikologik untuk meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidak membahayakan dan dengan mengajarkan relaksasi setiap hari.
3.      Terapi medikamentosa, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang jelas diantaranya untuk meningkatkan aliran darah koklea, tranquilizer, antidepresan, sedatif, neurotonik, vitamin, dan mineral.
4.      Tindakan bedah dilakukan pada tinitus yang telah terbukti disebabkan oleh akustik neuroma.Pada keadaan yang berat, dimana tinitus sangat keras terdengar dapat dilakukan.Cochlear nerve section.Menurut literatur,dikatakan bahwa tindakan ini dapat menghilangkan keluhan pada pasien.

G.    Komplikasi
Tinnitus secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dimana dampak dari tinnitus untuk setiap orang berbeda-beda tetapi berkaitan erat dengan hal-hal dibawah ini :
a)      Fatique (Kelelahan Kronis).
b)      Stress (stres).
c)      Sleep problems (insomnia/susah tidur).
d)     Trouble concentrating (susah berkonsentrasi).
e)      Memory problems (menurunnya daya ingat).
f)       Depression (depresi).
g)      Anxiety and irritability (Kekuatiran yang berlebihan).



ASUHAN KEPERAWATAN
TINNITUS
I.          PENGKAJIAN
a) Aktivitas
-Gangguan keseimbangan tubuh
- Mudah lelah
b) Sirkulasi
- Hipotensi , hipertensi, pucat (menandakan adanya stres)
c) Nutrisi
- Mual
d) Sistem pendengaran
- Adanya suara abnormal(dengung)
e) Pola istirahat
- Gangguan tidur/ Kesulitan tidur
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
a) Cemas b/d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran (tinnitus)
Tujuan/kriteria hasil:
- Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien terhadap penyakit meningkat
Intervensi:
- Kaji tingkat kecemasan / rasa takut
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang gangguan yang di alaminya
- Berikan penyuluhan tentang tinnitus
- Yakinkan klien bahwa penyakitnya dapat di sembuhkan
- Anjurkan klien untuk rileks, dan menghindari stress
b) Gangguan istirahat dan tidur b/d gangguan pendengaran
Tujuan /kriteria hasil:
Gangguan tidur dapat teratasi atau teradaptasi
Intervensi:
- Kaji tingkat kesulitan tidur
- Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur
- Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut
c) Resiko kerusakan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi
Tujuan/kriteria hasil:
Resiko kerusakan interaksi sosial dapat di minimalkan
Intervensi:
- Kaji kesulitan mendengar
- Kaji seberapa parah gangguan pendengaran yang di alami klien
- Jika mungkin bantu klien memahami komunikasi nonverbal
- Anjurkan klien menggunakan alat bantu dengar setiap di perlukan jika tersedia


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2012/2013



Sabtu, 13 Oktober 2012

Perasaan pada ilmu Psikologi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia.
Sesuai dari katanya bahwa psikologi terdiri dari dua kata yang mempunyai arti. Psikologi ini merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dimana ilmu ini sangat penting untuk kita pelajari sebagai mahasiswa dan mahasiswi Pendidikan Agama Islam yang akan di aplikasikan nanti kalau sudah masuk dunia mengajar dan terjun di masyarakat.
Perhatian pada psikologi yang terutama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Maka bagaimana perhatian tentang perhatian psikologi umum.
Pengamatan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang cerdas. terjadi terhadap suatu proses dengan maksud merasakan dan memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakanag yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan tentang pengertian perasaan.
2.      Menjelaskan tentang cirri-ciri perasaan.
3.      Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perasaan.
4.      Menjelaskan tentang intensitas perasaan.
5.      Menjelaskan tentang dimensi perasaan.
6.      Menjelaskan jenis-jenis perasaan.

C.    Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka adapun tujuan dari pembuatan makalah yaitu:
1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian perasaan.
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri perasaan.
3.      Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perasaan.
4.      Untuk mengetahui intensitas perasaan.
5.      Untuk mengetahui dimensi perasaan.
6.      Untuk mengetahui jenis-jenis perasaan.

D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini:
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat berguna terutama bagi penyusun makalah untuk dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi bahan masukan bagi pihak yang membaca atau mmahami makalah ini dan membrikan masukan untuk penyempurnaan makalah dari berbagai kekurangan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perasaan
Perasaan atau dalam istilah lain disebut  “renjana” adalah gejala psikis yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan persepsi dan dialami sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai derajat dan tingkatannya.
Menurut Maramis (1999), perasaan adalah nada perasaan menyenangkan atau tidak, yang menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen fisiologik.
Perasaan adalah sesuatu tentang keadaan jiwa manusiayang dihayati secara senang atau tidak senang.
·         Contoh:
ü  Perasaan menyenangkan: senang, bangga, kasih saying, gembira, enak, lezat, keindahan, dan ketenangan.
ü  Perasaan tak menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, dan kacau.
Menurut Kartono K. (1996), perasaan atau renjana adalah reaksi rasa dari segenap organisme psiko-fisik.
Menurut Abu Ahmadi (1983), perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubunga dengan peristiwa mengenal dan bersifat subjektif.

B.     Ciri-ciri Perasaan
Setiap individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi.
Ciri-ciri dari perasaan yaitu:
1.      Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang lain, khususnya persepsi.
Contoh:
ü  Dalam diri seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan atau mengingat trauma pada masa lalu.
ü  Perasaan gembira saat mendapatkan hadiah yang diberikan oleh orang tua.
2.      Perasaan sifatnya individual atau subjektif.
Contoh:
ü  Pada saat menonton suatu pertandingan sepak bola, ada yang gembira karena tim yang di andalkan dapat memasukkan bola ke gawang lawan, tapi ada juga yang sedih karena tim yang dibanggakannya kalah.
ü  Dalam keluarga, pada saat anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas, tapi si bapak tenang-tenang saja.
C.    Faktor-faktor Yang Mempengaruhi  Timbulnya Perasaan.
1.      Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan.
Contoh:
ü  Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitive dibandingkan orang sehat.
ü  Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap kritik.
2.      Struktur kepribadian individu dalam mengalami suatu perasaan.
Contoh:
ü  Individu yang kepribadiannya mudah marah.
ü  Individu yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitive.
ü  Kepribadiannya peramah biasanya perasaanya halus.
3.      Keadaan temporer pada diri individu pada diri individu atau bergantung pada suasana hati, individu yang sedang kalut pikirannya sangat peka terhadap perasaan di banding orang yang normal.
D.    Intensitas Perasaan
Intensitas (tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai berikut :
a.          Intensitas perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi dan ingatan.
Misalnya perasaan saat bertemu dengan saudara kandung yang sudah lama
berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan yang timbul tatkala hal itu
sudah menjadi kenangan.
b.         Intensitas perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap intensitasnya
lebih tinggi dibanding perasaan melalui penglihatan dan pendengaran,misalnya perasaan akibat mencium bau bangkai lebih intens dari pada mendengar suara gaduh.
c.          Intensitas dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan saya
apabila mendengar  musik dangdut muak sekali, tetapi sekarang, begitu
mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
d.         Intensitas perasaan turun  karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau sudah
cukup lama, misalnya memutar VCD dengan lagu-lagu yang berulang-ulang membosankan, perasaannya tidak senang di banding pada saat pertama kali memutar VC  tersebut.

E.     Dimensi Perasaan
Menurut Wund:
Seperti di kemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan itu memiliki 3 dimensi, yaitu :
a.    Perasaan senang dan tidak senang, misalnya seorang pasien merasa senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter atau seorang pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena pelayanannya jelek.
b.   Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan yang dialami individu disertai prilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya karena diterima masuk akademi keperawatan, perasaannya gembira disertai menari-nari.
c.    Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu perasaan yang masih dalam pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.
Contoh :
·         Alangkah bahagia perasaan saya apabila kelak dapat meneruskan ke S1 Keperawatan setelah lulus D3 Keperawatan.
·         Waktu saya dinyatakan diterima di D3 Keperawatan, perasaan saya betul-betul gembira sekali.
Menurut Stern:
Sebagaimana dipaparkan oleh Bimo Walgito (1989), yang manyebutkan bahwa dimensi
perasaan adalah :
a.  Perasaan present, yaitu perasaan yang berhubungan dengan situasi actual atau yang sedang terjadi, misalnya saya merasa senang karena saat ini anak saya bias kuliah di Akademi Keperawatan.
b. Perasaan yang menjangkau maju, yaitu perasaan yang masih dalam pengharapan, misalnya alangkah gembiranya apabila kelak anak saya menjadi seorang dokter.
c. Perasaan yang berhubungan dengan waktu lampau, misalnya merasa sedih apabila mengingat masa lampau, sewaktu masih anak-anak yang penuh derita.
F.     Jenis Perasaan
Menurut Max Scheler
Kartini Kartono (1996), mengemukakan bahwa menurut Max Scheler, perasaan itu ada 4 macam, yaitu :
a.       Perasaan pengindraan/indriawi atau tingkat sensoris, yaitu perasaan yang berhubungan dengan beberapa pengamatan pengindraan, atau rangsangan jasmaniah, misalnya rasa nyeri, panas, dingin, pahit, asin, geli dan bau.
b.      Perasaan kehidupan vital, yaitu perasaan yang berhubungan dengan fungsi hidup atau kondisi jasmaniah, perencanaan makanan, pernapasan dan peredaran darah, termasuk juga perasaan insting, misalnya rasa lelah, segar, capek, haus, lapar, kurang enak badan dan lesu.
c.        Perasaan kejiwaan atau psikis, yaitu perasaan yang dapat diberi motivasi, misalnya rasa gembira, susah, sedih, takut, kecewa, simpati, benci, bahagia, tertekan, dan senang.
d.       Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang berhubungan dengan keseluruhan kepribadian, penilaian, diri dan harga diri, misalnya perasaan harga diri, perasaan percaya diri, putua asa dan perasaan puas.

Menurut Kohnstamm
Bimo Walgito (1986), juga menguraikan pendapat Kohnstamm bahwa macam perasaan, yaitu :
a.       Perasaan keindraan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan pengamatan melalui alat indra, misalnya pengamatan pengecapan, pengamatan bau, pengamatan pendengaran, dingin, panas dan nyeri. Adapun yang termasuk kedalam  persaan ini adalah lapar, haus, sakit dan lelah.
b.      Perasaan kejiwaan,  dibedakan menjadi :
ü  Perasaan intelektual-Intelektual atau pikiran berasal dari bahasa yunani, artinya intellect, yaitu perasaan yang timbul atau menyertai pekerjaan intelek dan memperkuat dorongan pengetahuan dan perasaan yang timbul atau menyertai apabila individu dapat memecahkan suatu persoalan/penemuan baru sebagai hasil kerja dari sudut intelektual.
Contoh :
·         Dapat memecahkan soal hitungan.
·         Memahami suatu pelajaran.
·         Tidak memahami suatu pelajaran.
ü  Perasaan kesusilaan atau perasaan etis. Etis berasal dari bahasa Yunani ethica, yaitu perasaan yang timbul apabila individu menghayati hal-hal yang baik dan buruk, menurut norma-norma kesusilaan. Ukurannya adalah kata hati, hati nurani atau conscience.
Contoh:
·         Berbuat sesuatu yang baik, kata hati kita adalah sesuai dengan norma-norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, misalnya seorang perawat yang mengabdikan dirinya semata-mata karena panggilan jiwa dan kemanusiaan adalah perbuatan yang mulia.
·         Berbuat sesuatu yang buruk, kata hati kita adalah bertentangan dengan norma masyarakat, misalnya ucapan seorang perawat sangat menusuk hati pasien yang di rawatnya.
ü  Perasaan keindahan atau aesthetica, yaitu perasaan yang timbul apabila individu mengamati sesuatu yang indah atau jelek. Ukuran perasaan keindahan adalah cita rasa, yaitu ukuran yang dipergunakan pada waktu menganggapsesuatu indah atau jelek.
Contoh :
·         Pemandangan di daerah Bulukumba sangat indah.
·         Betisnya indah bagaikan betis belalang.
ü  Perasaan kemasyarakatan atau sosial, yaitu perasaan yang timbul dalam diri individu, berkaitan dengan interaksi individu dengan orang lain. Dalam perasaan kemasyarakatan dapat berupa perasaan individu terhadap orang lain dan pengalaman individu dengan orang lain.
Contoh :
·         Simpati, empati, antipati, cinta, benci, persahabatan, permusuhan, cemburu, iri hati, persatuan dan kesatuan, egoisme atau mementingkan diri sendiri, atau mementingkan orang  lain, perasaan kebangsaan.
ü  Perasaan harga diri, yaitu perasaan yang menyertai harga diri individu. Perasaan memiliki harga diri yang tinggi apabila orang mendapatkan penghargaan, sukses, atau sebaliknya, harga diri rendah apabila dalam kehidupan gagal.
Contoh  :
·         Seseorang memiliki harga diri setelah usahanya berhasil dan berkembang dengan baik.
·         Seorang mahasiswa memiliki harga diri yang tinggi Karena menjadi bintang kampus.
·         Seorang mahasiswa tidak memiliki harga diri karena kuliahnya kandas di tengah jalan dan sekarang jadi pengangguran.
ü  Perasaan ke ketuhanan, yaitu perasaan yang menyertai kepercayaan kepada sang pencipta (Tuhan Yang Maha Esa) sebagai bentuk perasaan tertinggi, terdalam, mulia dan teragung pada manusia. Perasaan ini membawa individu untuk berbuat baik, berbuat sholeh, melakukan perbuatan luhur dan perbuatan suci. Perasaan lain, misalnya takjub terhadap kebesaran Tuhan, tawakkal, tak kuasa dan pasrah.
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perasaan adalah sesuatu tentang keadaan jiwa manusiayang dihayati secara senang atau tidak senang.
Perasaan dapat diidentifikasikan secara psiko-fisik karena kehadirannya terkait langsung dengan jiwa dan fisik manusia. Ketika tengah dilanda kesenangan yang memuncak, manusia akan mendapatkan kepuasan secara psikis.
B.     Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca bahwa saya dari penulis menerima dengan lapang dada segala kritikan dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Dan menyarankan kepada para pembaca hendaknya tidak hanya mengambil satu referensi dari makalah ini saja dikarenakan kami dari penulis menyadari bahwa makalah ini hanya mengambil referensi dari beberapa sumber saja.

DAFTAR PUSTAKA

            episentrum.com/search/pengertian-perasaan-menurut-psikologi.html